DoaKebangsaan KH Maimun Zubair 07/08/2017 0 7131 Iklan "Hanya kepada-Mu ya Allah kami bersyukur atas anugerah berupa kemerdekaan. Semoga kebhinnekaan, keberagaman yang Engkau titahkan pada kami benar sesuai irodah-Mu, li ta'aarofuu, untuk saling mengenal." KH Maimun Zubair (Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Rembang Jawa Tengah) 15 April 2019 โ€ข 1202 am Ini ุจูุณู’ู…ู ุงู„ู„ู‡ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูŽู†ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญููŠู’ู…ู . ุงูŽู„ู’ุญูŽู’ุฏู ู„ู„ู‡ู ุฑูŽุจูู‘ ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู’ู†ูŽ ุญูŽู…ู’ุฏู‹ุง ูŠููˆูŽุงููู‰ ู†ูุนูŽู…ูŽู‡ู ูˆูŽูŠููƒูŽุงููุฆู ู…ูŽุฒููŠู’ุฏูŽู‡ู ูŠูŽุงุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ู„ูŽูƒูŽ ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ูƒูŽู…ูŽุง ูŠูŽู†ู’ุจูŽุบูู‰ ู„ูุฌูŽู„ูŽุงู„ู ูˆูŽุฌู’ู‡ููƒูŽ ูˆูŽุนูŽุธููŠู’ู…ู ุณูู„ู’ุทูŽุงู†ููƒูŽ ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ูู‘ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ุตูŽู„ูŽุงุฉู‹ ุชูŽู…ู’ู„ุงูŽุกู ุฎูŽุฒูŽุงุฆูู†ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ู†ููˆู’ุฑู‹ุง ูˆูŽุชูŽูƒููˆู’ู†ู ู„ูŽู†ูŽุง ูˆูŽู„ูู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู’ู†ูŽ ููŽุฑูŽุฌู‹ุง ูˆูŽููŽุฑูŽุญู‹ุง ูˆูŽุณูุฑููˆู’ุฑู‹ุง ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ูู‡ู ูˆูŽุตูŽุญู’ุจูู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูู‘ู…ู’ ุชูŽุณู’ู„ููŠู’ู…ู‹ุง ูƒูŽุซููŠู’ุฑู‹ุง . ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุฌู’ุนูŽู„ู’ ู‡ูŽุฐูŽุง ุงู„ุนูŽู‚ู’ุฏูŽ ุนูŽู‚ู’ุฏู‹ุง ู…ูุจูŽุงุฑูŽูƒู‹ุง ุนูŽู‚ู’ุฏู‹ุง ู„ูŽูŠู’ุณูŽุชู’ ุนูŽุงู‚ูุจูŽุชูู‡ู ููุฑูŽุงู‚ู‹ุง ูˆูŽู„ูŽุง ุฎูุตููˆู’ู…ู‹ุง ุนูŽู‚ู’ุฏู‹ุง ู…ูุจูŽุงุฑูŽูƒู‹ุง ู„ูŽู‡ูู…ูŽุง ูˆูŽุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ูŽุง ููู‰ ุฃููˆู’ู„ูŽุงู‡ูู…ูŽุง ูˆูŽุฃูุฎู’ุฑูŽุงู‡ูู…ูŽุง ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูŽู„ู’ู‚ูŽุงูƒูŽ ูˆูŽุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุฑูŽุงุถู ุนูŽู†ู’ู‡ูู…ูŽุง ูŠูŽุงุฑูŽุจู‘ูŽ ุงู„ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู’ู†ูŽ . ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ูˆูŽุณูู‘ุนู’ ู„ูŽู‡ูู…ูŽุง ุงู„ุฃูŽุฑู’ุฒูŽุงู‚ูŽ ูˆูŽุญูŽุณูู‘ู†ู’ ู„ูŽู‡ูู…ูŽุง ุงู„ุฃูŽุฎู’ู„ุงูŽู‚ูŽ ูˆูŽุฃูŽุนูุฐู’ู‡ูู…ูŽุง ู…ูู†ูŽ ุงู„ุดูู‘ุฑู’ูƒู ูˆูŽุงู„ุดู‘ูŽูƒูู‘ ูˆุงู„ู†ูู‘ููŽุงู‚ู ูˆูŽุณููˆู’ุกู ุงู„ุฃูŽุฎู’ู„ุงูŽู‚ู . ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุฌู’ุนูŽู„ู’ ุจูŽูŠู’ู†ูŽู‡ูู…ูŽุง ูŠูŽุงุฅูู„ูŽู‡ูŽู†ูŽุง ุงู„ูˆูููŽุงู‚ูŽ ู…ูŽุงู„ูŽุงู†ูู‡ูŽุงูŠูŽุฉูŽ ูˆูŽู„ูŽุงุบูŽุงูŠูŽุฉูŽ ูˆูŽุฌูŽู†ูู‘ุจู’ู‡ูู…ูŽุง ุนูŽู†ู ุงู„ุชู‘ูŽุฎูŽุงุตูู…ู ูˆูŽุงู„ููุฑูŽุงู‚ู ุจูุฑูŽุญู’ู…ูŽุชููƒูŽ ูŠูŽุง ุฃูŽุฑู’ุญูŽู…ูŽ ุงู„ุฑู‘ูŽุงุญูู…ููŠู’ู†ูŽ . ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุฌู’ุนูŽู„ู’ ู‡ูŽุฐูŽุง ุงู„ู†ูู‘ูƒูŽุงุญูŽ ุฃูŽุจูŽุฏููŠู‘ู‹ุง ุณูŽุฑู’ู…ูŽุฏููŠู‘ู‹ุง ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูŽู„ู’ู‚ูŽุงูƒูŽ ูˆูŽุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุฑูŽุงุถู ุนูŽู†ู’ู‡ูู…ูŽุง ูŠูŽุงุฑูŽุจู‘ูŽ ุงู„ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู’ู†ูŽ . ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุฌู’ุนูŽู„ู’ ู…ูŽุนูŽุงุดูŽู‡ูู…ูŽุง ู…ูŽุนูŽุงุดู‹ุง ุทูŽูŠูู‘ุจู‹ุง ูˆูŽุญูŽูŠูŽุงุฉู‹ ุทูŽูŠูู‘ุจูŽุฉู‹ ุฑูŽุงุถููŠูŽุฉู‹ ู…ูŽุฑู’ุถููŠู‘ูŽุฉู‹ ูˆูŽุงุฑู’ุฒูู‚ู’ ู„ูŽู‡ูู…ูŽุง ุฐูุฑูู‘ูŠู‘ูŽุฉู‹ ุทูŽูŠูู‘ุจูŽุฉู‹ ุชูŽูƒููˆู’ู†ู ู…ูŽุนู’ู‚ูุจูŽุฉู‹ ุนูŽุงู‚ูุจูŽุฉู‹ ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู‹ ุชูŽูƒููˆู’ู†ู ุณูŽุจูŽุจู‹ุง ู„ูู‚ูุฑู‘ูŽุฉู ุฃูŽุนู’ูŠูู†ูู‡ูู…ูŽุง ุฅูู†ู‘ูŽูƒูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูŽุง ุชูŽุดูŽุขุกู ู‚ูŽุฏููŠู’ุฑูŒ ูˆูŽุจูุงู„ู’ุฅูุฌูŽุงุจูŽุฉู ุฌูŽุฏููŠู’ุฑูŒ . ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุข ุขุชูู†ูŽุง ููู‰ ุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู‹ ูˆูŽููู‰ ุงู„ู’ุฃูŽุฎูุฑูŽุฉู ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู‹ ูˆูŽู‚ูู†ูŽุง ุนูŽุฐูŽุงุจูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑู . ูˆูŽุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ูˆูŽู…ูŽูˆู’ู„ูŽุงู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ูู‡ู ูˆูŽุตูŽุญู’ุจูู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูู…ู’. ูˆูŽุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ูู„ู„ู‡ู ุฑูŽุจูู‘ ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู’ู†ูŽ โ€œDengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam. Pujian yang sebanding dengan nikmat-nikmat-Nya dan akan menjamin tambahan nikmat-Nya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala bentuk pujian, sebagaimana pujian yang layak kepada Dzat-Mu Yang Maha Agung, dan kepada kerajaan-Mu yang Maha Besar. Ya Allah, berikanlah rahmat-Mu kepada junjungan kami Nabi Muhammad saw., dengan rahmat yang penuh cahaya sebagai simpanan di sisi Allah dan menjadi kemudahan, kebahagiaan dan kegembiraan bagi kami dan orang-orang mukmin dan berikanlah rahmat-Mu kepada keluarga dan para sahabatnya, serta selamatkanlah mereka dengan keselamatan yang sempurna. Ya Allah, jadikanlah akad ini, akad yang penuh berkah, akad yang tidak ada setelahnya perpisahan perceraian maupun permusuhan, akad yang diberkahi bagi keduanya dan kepada keduanya dari awal sampai akhirnya hingga keduanya bertemu Engkau dan Engkau ridha kepada keduanya Wahai Tuhan Semesta Alam. Ya Allah, luaskanlah rezeki bagi keduanya dan baguskanlah akhlaq bagi keduanya serta lindungilah keduanya dari perbuatan syirik, ragu-ragu, nifaq dan akhlaq yang buruk. Ya Allah, Ya Tuhan kami, jadikanlah diantara keduanya, keserasian yang tidak ada putus dan ujungnya dan jauhkanlah keduanya dari permusuhan dan perpisahan dengan rahmat-Mu, Wahai Dzat Yang Maha Penyayang orang-orang yang penyayang. Ya Allah, jadikanlah pernikahan ini, pernikahan yang abadi dan langgeng hingga bertemu Engkau dan Engkau ridha kepada keduanya, Wahai Tuhan Semesta Alam. Ya Allah, jadikanlah mata pencaharian keduanya, mata pencaharian yang baik dan penghidupan yang baik, nikmat dan diridhai serta berikanlah rezeki bagi keduanya anak keturunan yang baik-baik dan membawa kebaikan serta menjadi penyenang hati bagi keduanya, Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu dan selalu segera dalam memenuhi permohonan. Wahai Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari api neraka. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan dan panutan kami Nabi Muhammad saw. dan kepada keluarganya serta sahabat-sahabatnya. Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam.โ€ Wallahu Aโ€™lam Diterjemahkan Oleh Saifurroyya Sumber Doa Dari KH. Maimun Zubair Pengasuh Ponpes Al-Anwar, Sarang, Rembang Kunjungi Filed under Mutiara Kata, Tasawuf, Tokoh
MaimunZubair adalah ulama sepuh yang dihormati berbagai kalangan. Dengan usia Kiai Maimun Zubair yang sudah menginjak 90 tahun, Buya Zainut menilai kesalahan itu menusiawi. "Marilah kita mengembangkan sikap baik sangka dan pemahaman yang baik terhadap hal-hal yang berhubungan dengan masalah ritual keagamaan seperti doa.
loading...Semasa hidupnya KH Maimun Zubair Mbah Moen diketahui memiliki Karomah yang membuat kagum banyak orang. Foto/Ist KH Maimun Zubair atau biasa dikenal sebagai Mbah Moen merupakan seorang ulama besar yang dihormati. Beliau lahir di Rembang Jawa Tengah, 28 Oktober 1928 dan wafat di Mekkah, 6 Agustus 2019 pada usia 90 Maimun juga dikenal sebagai pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang dan pernah menjadi anggota dewan Kabupaten Rembang selama 7 tahun. Setelah tugasnya berakhir, beliau kembali mengurus pondok yang lahir dari pasangan KH Zubair Dahlan dan Hj Mahmudah sepanjang hidupnya telah memberi banyak kontribusi untuk umat Islam di Indonesia dan termasuk tokoh penting di Nahdlatul Ulama NU.Semasa hidupnya, Mbah Moen diketahui memiliki Karomah yang membuat kagum banyak orang. Berikut beberapa karomahnya dikutip dari berbagai Mempunyai Penglihatan BatinLayaknya seorang ulama besar, kediaman KH Maimun Zubair jarang terlihat sepi. Suatu hari, beliau kedatangan tamu dari marga Bin Syekh Abu Bakar dan tetapi, sebelum mereka mulai berbicara, Mbah Moen lebih dulu menghampirinya sembari berkata "Antum As-Seqaf, Antum BSA." Kedua Habaib itu pun kaget dan bertanya perihal dari mana beliau Moen langsung menjawabnya "Dari matanya sudah kelihatan." Setelahnya, mereka dipersilakan masuk dan dijamu dengan baik. Setelah makan, mereka diberikan dua buah amplop yang dikatakan untuk digunakan sesuai kebutuhan. Uniknya, ternyata isi amplop tersebut sesuai dengan apa yang keduanya Menghentikan Hujan Deras Ketika PengajianSuatu ketika, pada kondisi pengajian turun hujan yang cukup deras. Hal ini membuat para jamaah mulai mencari posisi lain agar tidak kehujanan. Di tengah kepanikan yang melanda, KH Maimun Zubair tetap bersikap tenang. Setelahnya beliau melantunkan sebuah doa yang turut diaminkan para jamaah yang hadir. Setelah lantunan doa itu, hujan deras yang turun di kawasan sekitar pun langsung Menyembuhkan Sakit dengan Perantara Air PutihSuatu hari Mbah Moen mengunjungi makam di Mesir, beliau dan rombongannya menyempatkan diri untuk mampir di sebuah rumah makan yang tampak beliau dimintai tolong untuk mendoakan air putih yang dibawakan seorang perempuan dengan harapan suaminya lekas sembuh. Setelahnya, KH Maimun Zubair mendatangi tempat suami perempuan itu, Mbah Moen mengoleskan air tersebut ke orang yang bersangkutan. Secara ajaib, suami dari perempuan yang meminta tolong tadi kondisinya berangsur Mempersingkat Waktu PerjalananSuatu ketika, Mbah Moen meminta kepada Kiai Fadholan yang kuliah di Mesir untuk mengantarnya ke makam Imam Asy-Syadzili yang baru wafat di permintaan itu, Kiyai Fadholan sempat bimbang karena perjalanan untuk menuju kesana butuh waktu yang cukup lama, sementara Mbah Moen sendiri waktunya cukup singkat untuk berada di keyakinannya terhadap KH Maimun Zubair, Kiyai Fadholan menyewa sebuah mobil untuk menempuh perjalanan sekitar 400 Km yang biasanya bisa ditempuh dalam waktu 7 sampai 9 tetapi, ternyata mereka bisa menempuhnya hanya dengan waktu sekitar 2,5 jam saja. Padahal, selama perjalanan juga sempat berhenti beberapa kali untuk menunaikan Menggunakan Mobil Tanpa Bahan BakarKetika melakukan perjalanan, KH Maimun Zubair biasa menggunakan mobil. Suatu hari, beliau hendak menuju Pasuruan. Namun, kendaraan yang biasa digunakannya mengalami pulang, akhirnya mobil itu dibawa ke bengkel. Alangkah terkejutnya montir di bengkel itu ketika mendapati selang bahan bakar kendaraannya lepas, sehingga mobil tersebut digunakan tanpa bahan Dititipi Pesan oleh Rasulullah SAW Lewat MimpiLewat mimpi, Rasulullah SAW menitipkan keturunannya untuk belajar dan berguru kepada KH Maimun Zubair. Adapun orang tersebut adalah Habib Zaky yang sempat diberi wejangan oleh pamannya untuk tidak memberi tahu identitasnya kepada Mbah tetapi, suatu malam KH Maimun Zubair mendatangi Habib Zaky dan menanyakan kenapa dirinya tidak mengungkap identitasnya sebagai keturunan Rasulullah SAW.

KELUARGAKH Maimun Zubair (Mbah Moen) diketahui bahwa beliau menikah dengan nyai Hj Fatimah yang merupakan anak dari KH Baidhowi Lasem. Istrinya Hj Fatimah meninggal dunia pada tanggal 18 Oktober 2011. KH Maimun Zubair (Mbah Moen) juga diketahui menikah dengan wanita bernama Nyai Masthi'ah, anak dari KH Idris asal Cepu.

Jombang, NU Online Pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah, dijadwalkan hadir dalam peringatan 100 hari meninggalnya KH Abdurrahman Wahid alis Gus di Pondok Tebuireng, Jombang. Kiai sepuh itu mendapatkan bagian membaca doa dalam acara itu. Menurut Ustadz Anas, salah satu panitia, acara tahlil 100 hari Gus Dur itu dimulai setelah shalat isya. Acara akan dibuka KH Salahuddin Wahid dari perwakilan keluarga. Sedangkan pembacaan surat Yaasin akan dipimpin KH Ahmad Fatoni dari Mojokerto. Untuk pembacaan tahlil dipimpin Ustad Chariris Shakih, alumnus Pondok Pesantren Madrastul Qur'an Tebuireng. KH Maimun Zubair atau Mbah Mun rencanaya akan memimpin doa. Dan terakhir adalah mantan menteri agama KH Tolchah Hasan. Beliau akan memberikan tausyiah. Alhamdulillah, saat ini Kiai Tolchah sudah hadir, kata Ustadz Anas, Kamis 8/4 malam seperti dilansir Selain Tolchah Hasan, kerabat Gus Dur juga sudah datang. Mereka adalah Yeni Wahid bersama suaminya Dhohir Farisi, Alissa Wahid, serta Inayah Wulandari. Sedangkan saudara Gus Dur yang sudah datang adalah Aisyah Wahid dan Lily Chadijah Wahid. mad
PemikiranKiai Maimun Zubair tentang PBNU (Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945) menjadi penting untuk digelorakan guna membendung arus deras radikalisme. Sebagai seorang kiai yang tumbuh dan hidup di pesantren, beliau bukan tipologi pemikir Islam yang berada di atas menara gading. Beliau seorang yang alim dan memiliki kepekaan ๏ปฟBerikut ini Fakta-fakta Meninggalnya Mbah Maimun, Kenapa Dimakamkan di Mekkah hingga Gereja Katholik di Mojokerto Gelar Doa - Jenazah tokoh besar Nahdlatul Ulama NU, Mbah Maimun, dimakamkan di pemakaman Al Ma'la Mekkah, pada Selasa 6/8/2019. Saat pemakaman berlangsung, banyak jemaah yang hadir untuk mengantarkan sang kyai ke peristirahatan terakhirnya. KH Maimoen Zubair atau yang akrab disapa Mbah Maimun maupun Mbah Moen tutup usia saat melaksanakan rangkaian ibadah haji. Dari keterangan yang diterima Mbah Moen menghembuskan napas terakhirnya pada Selasa 6/8//2019 di Mekkah, pukul waktu setempat. KH Maimoen Zubair meninggal dunia, insha Allah husnul khotimah. Kolase/ Bachtera88 Baca Inilah Nasihat yang Diterima Putri Bungsu Gus Dur Saat Tunaikan Haji Bersama Mbah Maimun Baca Sebelum Wafat KH Maimun Zubair Berwasiat Titipkan Barang Ini, Gus Yasin Jaga Pondok Pesantren Berikut ini fakta tentang meninggalnya KH Maimoen Zubair yang Tribunnews rangkum dari berbagai sumber 1. Kenapa dimakamkan di Mekkah Jenazah Mbah Moen telah dimakamkan di Mekkah, tepatnya di Ma'la, kompleks pemakaman tertua di Mekkah. Staf Khusus Presiden Bidang Keagamaan Dalam Negeri, Abdul Ghaffar Rozin atau yang akrab di sapa Gus Rozin mengatakan, Mbah Moen pernah berpesan, kalau wafat di Mekkah ingin dimakamkan di Ma'la. "Almarhum pernah menyampaikan kalau wafat di Mekkah ingin dimakamkan di Maโ€™la." "Sekarang baru diikhtiarkan untuk dimakamkan di sana," ucap Gus Rozin, dikutip dari Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin yang juga amirul hajj memastikan jenazah Al Marhum KH Maimoen Zubair dimakamkan di Mekkah. โ€œAda permintaan keluarga almarhum dimakamkan di Mekkah, kami sedang mengupayakan pemakaman di Maโ€™la," kata Lukman di kantor Daker Mekkah, Selasa 6/8/2019. Foto-foto Pemakaman Mbah Maimun di Pemakaman Al Ma'la Mekkah Sanusi Baca Alasan Mengapa Mbah Maimun Dimakamkan di Mekkah Sementara itu, dikutip dari Ketua PBNU, KH Musthofa Aqil Siroj juga membenarkan, jenazah Mbah Moen dimakamkan di Mekkah. JAKARTA- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof Dr KH Ma'ruf Amin, memimpin doa secara khusus untuk KH Maimun Zubair di sela rapat pimpinan (Rapim) di kantor MUI Pusat, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (6/8). KH maimun Zubair, ulama kharismatik Indonesia wafat di Makkah, Saudi Arabia, Selasa pagi tadi. KyaiHaji Maimun Zubair, kadang ditulis menggunakan ejaan lama Maimoen Zoebair, (28 Oktober 1928 - 6 Agustus 2019), atau akrab dipanggil Mbah Moen, adalah seorang ulama dan politikus Indonesia. Ia Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang dan menjabat sebagai Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan hingga ia wafat. [2] Oleh Rudi Hasan | Maksud Fadli Zon tentang makelar doa dalam puisinya bukan ditujukan kepada KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) Jakarta -- Polemik puisi "Doa yang Ditukar" karya Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon, masih bergulir. Kali ini, anggota TKN Jokowi-Ma'ruf, Nusron Wahid, menyoal puisi tersebut. Jakarta -- Polemik puisi "Doa yang Ditukar vI3sCM.
  • thfi13x4ny.pages.dev/34
  • thfi13x4ny.pages.dev/210
  • thfi13x4ny.pages.dev/340
  • thfi13x4ny.pages.dev/218
  • thfi13x4ny.pages.dev/14
  • thfi13x4ny.pages.dev/309
  • thfi13x4ny.pages.dev/49
  • thfi13x4ny.pages.dev/1
  • thfi13x4ny.pages.dev/99
  • doa kh maimun zubair